Disiplin Pribadi & Manajemen Waktu Seorang Wirausahawan
Saya pernah menuliskan beberapa hal terkait keseharian seorang wirausahawan, utamanya seorang wirausahawan dibidang IT pada artikel ini : Wirausahawan IT dan Rutinitas Keseharian : Rutinitas Keluarga dan Wirausahawan IT dan Rutinitas Keseharian : Rutinitas Transportasi, kali ini saya bicara yang sifatnya personal.
Jam kerja seorang wirausahawan biasanya tidak terlalu ketat, namun juga tidak terlalu longgar. Karena sifatnya yang fleksibel, seorang wirausahawan justru harus bisa melakukan manajemen waktu sekaligus disiplin untuk menjalankannya. Saat saya masih bekerja di perusahaan biasanya jadwal kerjanya sudah tetap, misalnya jam 8 pagi sampai dengan jam 5 sore dan Sabtu-Minggu libur. Jika menjadi seorang wirausahawan, jam kerjanya bisa juga dari Shubuh dan berakhir malam sementara Sabtu-Minggu kemungkinan masih tetap kerja.
Lho, jika demikian halnya, apa enaknya jadi wirausahawan, malah kerja seperti orang kesambet ?:-P . Ini kerja apa doyan :-D.
Enaknya adalah karena fleksibel ini. Biasanya kerja tidak melulu dari Shubuh sampai malam. Antara kerja dan hobby biasanya berjalan berbarengan.
Sebagai contoh berikut adalah ilustrasinya :
- 04.00 : Bangun di waktu Shubuh, shalat dan mengecek rencana kerja untuk hari ini
- 04.30 : Menulis 1 buah artikel
- 05.30 : Olah raga pagi
- 07.00 : Memandikan anak, menemani makan dan mengantar sekolah
- 08.00 : Kembali ke markas (saya biasa menyebut kantor sebagai markas 🙂 ), membalas email dan follow up inquiry dari klien
- 10.00 : Menjemput anak pulang sekolah
- 10.30 : Follow up pekerjaan
- 12.00 : Ishoma
- 13.00 : Menulis artikel & mengecek project-project yang dijalankan oleh team Excellent
- 16.00 : Shalat Ashar
- 16.30 : JJS (Jalan-jalan Sore)
- 18.00 : Waktu bebas, untuk keluarga & Hobby
- 21.00 : Tidur
Karena pekerjaan utama saya dan perusahaan yang saya bangun terkait dengan IT, adakalanya justru pada saat After Office Hour atau pada saat malam hari saya baru bekerja. Hal ini biasanya terjadi jika klien menginginkan agar operasional sistem bisa berjalan dengan lancar mengingat di waktu malam relatif sedikit yang masih aktif bekerja.
Salah satu kesulitan utama memang adanya waktu-waktu yang tercampur antara waktu keluarga dengan waktu kerja. Diawal-awal menjalankan kegiatan wirausaha, keluarga sempat bilang, “Wah, kapan waktunya main sama keluarga nih…”. Disiplin pribadi penting untuk mengatasi kemungkinan adanya conflict antara kegiatan wirausaha dengan waktu untuk keluarga, agar jangan sampai salah satu terpaksa berkorban untuk hal yang lain.
Yang tak kalah pentingnya adalah kesehatan. Manajemen waktu yang tidak baik bisa membuat seorang wirausahawan terkapar sakit. Saya pernah mengalami kelelahan luar biasa gara-gara terlalu memforsir tenaga untuk kegiatan yang berurutan. Saat itu awal tahun 2011, saat saya pertama kali menjalankan wirausaha IT secara full. 1 minggu penuh di Bangka, kemudian berikutnya di Jakarta dan 2 hari seterusnya di Bandung. Pulang dari Bandung langsung ditunggu dengan project di Cibitung-Bekasi. Hasilnya bisa ditebak, saya mesti istirahat total selama 2 hari sepulangnya dari Bandung.
Perlu diingat bahwa wirausaha bukan berarti kerja serabutan kesana-kemari mengejar setiap project. Jauh lebih baik dan elegan jika kita mampu mengelola waktu yang ada agar seimbang antara permintaan klien dengan kesiapan kita. Bersikaplah selektif, jangan memaksakan diri mengambil semua project. Apa gunanya project bejibun namun kita jadi stress karena tidak mampu memenuhinya dan akibatnya malah membuat kita terkapar sakit.
Saat bekerja pada perusahaan biasanya sudah ada fasilitas kesehatan bagi karyawan dan staff yang bisa dimanfaatkan. Jika kita menjadi wirausahawan, kita harus menjaga dan menyiapkan buffer keuangan agar tidak ada masalah jika satu waktu mendapat musibah yang tentunya tidak diinginkan.
Satu hal yang perlu selalu diingat, wirausaha itu menarik karena mendorong kita untuk bisa melakukan manajemen diri sekaligus menumbuhkan daya kreatif. Bukan berarti bekerja di perusahaan tidak bisa melakukan manajemen diri dan tidak kreatif lho ya. Secara sederhana bisa dibilang bahwa seorang wirausahawan tidak akan bisa makan jika ia tidak kreatif karena penghasilan yang ia dapat berasal dari kreatifitas dan kerja cerdas yang ia lakukan.
Pada akhirnya, disiplin pribadi dan manajemen waktu sebenarnya bermanfaat bukan hanya bagi seorang wirausahawan semata melainkan juga bagi rekan-rekan yang saat ini masih bekerja di perusahaan atau instansi. Dimanapun pekerjaan yang dijalankan, tetaplah bekerja sebaik-baiknya, salah satunya dengan selalu disiplin dan bisa mengelola waktu secara elegan.
wah muantep bgts gan thanks.
artikelnya bisa membantu menyelesaikan tugas saya…..
thanks
Sama-sama gan, senang jika artikel saya bisa bermanfaat.