Coretan Rencana dan Resolusi Tahun 2014 : Kartu Kredit & Urusan Bank
Pada akhir November dan awal Desember 2013, saya membaca beberapa artikel dan buku terkait perencanaan keuangan. Mulai dari soal investasi emas, mencermati pengeluaran, meningkatkan pendapatan, investasi saham, reksadana, asuransi dan tabungan pendidikan. Sebenarnya saya tidak secara khusus berniat membaca kesemuanya. Saat saya browsing ternyata semua bacaan saya tersebut baik untuk persiapan perencanaan di tahun 2014. Setelah membaca artikel-artikel tersebut, ada baiknya saya membuat catatan untuk kemudian saya jadikan perencanaan di tahun 2014 atau tahun-tahun mendatang. Prosesnya saya share di blog ini siapa tahu bermanfaat bagi rekan-rekan yang membutuhkan hal yang sama.
Saya sudah menulis 2 coret-coretan sebagai persiapan membuat perencanaan secara komprehensif, ada disini :Ā Coretan Rencana Tahun 2014Ā dan disini :Ā Coretan Rencana dan Resolusi Tahun 2014-Bisnis Excellent. Kali ini saya menulis rencana ketiga, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kartu kredit dan urusan bank.
Di bukunya yang terbit tahun 2011, “Untuk Indonesia yang Kuat: 100 Langkah Untuk Tidak Miskin”, salah seorang CFP (Certified Financial Planner) terkenal Ligwina Hananto merumuskan salah satu langkah agar kita bisa memperkuat profil keuangan kita, yaitu dengan melunasi hutang kartu kredit setiap bulannya. Artinya, boleh saja menggunakan kartu kredit, asal kita melunasinya setiap bulan. Boleh saja menggesek kartu kredit, asal kita memang punya kemampuan untuk membayarnya.
Saya mereview ulang penggunaan kartu kredit saya dan menemukan bahwa ternyata penggunaan kartu kredit saya sudah masuk fase kritis (bagi saya pribadi). Terkena beban bunga yang cukup besar, dengan tagihan yang cukup besar dan tiap bulan relatif sama. Oleh karenanya, saya memutuskan hal ini mesti menjadi salah satu prioritas utama yang perlu saya bereskan di tahun 2014.
Saat ini saya menggunakan 2 buah kartu kredit. Keduanya saya pakai sebagai bagian dari bisnis, antara lain untuk :
- Membayar biaya domain, hosting dan lisensi Cpanel/WHM
- Membayar biaya VPS (Virtual Private Server) dan Co Location Server
- Membayar biaya SSL certificate yang akan dijual ke klien
- Membayar biaya hotel, terutama untuk pemesanan via Agoda
- Membeli template atau plugins
- Pembelian lain yang kebanyakan dilakukan di luar negeri, misalnya pembelian barang di Ebay/Amazon
Jadi sebagian besar penggunaan kartu kredit memang untuk keperluan produktif, bukan konsumtif. Mengapa keperluan produktif ini malah membebani keuangan setiap bulan, masalahnya kembali kepada masalah disiplin anggaran š
Sebagai contoh, saya membayar biaya hotel di Agoda (biasanya untuk keperluan pekerjaan di klien) menggunakan kartu kredit, sebenarnya saya akan menerima penggantiannya saat pihak klien melakukan pembayaran invoice. Masalahnya, ada jarak waktu disini. Misalnya saya memesan hotel dan dikenakan charge kartu kredit tanggal 1 November 2013, saya baru menerima pembayaran di akhir bulan November 2013. IniĀ make senseĀ karena ada proses administrasi diperusahaan klien namun jadi masalah karena saat menerima pembayaran invoice, saya tidak menggunakan sebagian uangnya untuk melunasi hutang kartu kredit yang timbul karena pemesanan hotel š . Uang pembayaran invoice tersebut malah saya gunakan untuk keperluan lain, padahal semestinya saya keluarkan dulu sebagian untuk menutup hutang kartu kredit yang timbul.
Hal yang sama terjadi untuk keperluan lainnya, meski tentu saja tidak selalu. Ada kalanya saya bisa berdisiplin. Sayangnya disiplin saya naik turun seperti ingus meler, hehehe…Ā Seperti kalimat :Ā āal imanu yajidu wa yanqusu, yajidu bit thaāah wa yanqusu bil maāsiahā, yang berarti āiman itu bisa bertambah dan berkurang, bertambah kuat dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan melakukan maksiatā. Camkan ya ā> ngomong ke diri sendiriĀ Ā , demikian juga dengan tingkat kedisiplinan saya.
Hal seperti ini tidak bisa saya biarkan terus terjadi (ngomong ke diri sendiri lagi š ). Oleh karena itu saya tulis artikel ini. Lhaaa kok malah muter-muter sih. OK, lanjut pembahasan, sampai dimana tadi? Oh ya, sampai dibagian disiplin…
Mari lebih detail ke angka, tapi jangan ketawa atau murka melihatnya ya. Saya juga malu menuliskannya tapi gapapa karena saya sudah berniat menyelesaikannya. Saat ini tagihan kartu kredit saya setiap bulan sekitar 2 juta rupiah, dengan bunga bulanan sekitar 600 ribu. Artinya, hutang kartu kredit saya sekitar 20 juta rupiah. Itu dari 1 kartu kredit. Satunya lagi tagihan bulanan sekitar 600 ribu, untuk bunga saya lupa. Mungkin sekitar 150 s/d 200 ribu. Besar sekali kan. Saya kaget sambil malu melihatnya š
Dalam 1 bulan saya mesti menganggarkan nilai 2.6 juta untuk pembayaran pokok kartu kredit. Minimum payment lho ya. Kemudian ada juga anggaran 750 s/d 800 ribu untuk bunga kartu kredit. Nilai bunga ini bahkan melebihi anggaran saya untuk tabungan pendidikan dan tabungan mapan yang saat ini nilainya hanya sekitar 750 ribu per bulan.Ā Luar biasa. Kok ya bisa?? Seperti kebiasaan orang bersalah saat diminta introspeksi :-P, saya juga jadi gagap kalau ditanya kenapa bisa sebesar itu dan kenapa saya kok merasa hidup ini berjalan biasa-biasa saja ya? Parah banget kan –> Tunjuk hidung sendiri š
Untuk menangani masalah kartu kredit ini, ada beberapa langkah yang mulai saya lakukan, antara lain :
- Mengalihkan semua pembayaran, sedapat mungkin menggunakan PayPal tanpa mengenakan charge ke kartu kredit. Caranya? Saya isi PayPal bukan dari kartu kredit melainkan dari cara manual, membeli PayPal balance dari rekan-rekan yang biasanya menerima pembayaran online. Saya kan sempat juga main di PTR (Paid to Review), Paid Links dan sejenisnya, jadi tahu dan juga masih tercatat sebagai member di beberapa komunitas “Pesugihan Online” alias bisnis online. Saya membeli PayPal balance dari mereka dengan mekanisme transfer
- Mengurangi pokok hutang kartu kredit dengan melakukan pembayaran lebih dari minimum payment. Misalnya total tagihan 2 juta, saya bayarkan 3 juta. Jika ada pendapatan lain diluar perkiraan (misalnya ada yang tiba-tiba kelebihan uang kemudian melihat tulisan saya ini, kemudian mengalami pencerahan, kemudian berterima kasih dengan cara mengirimkan donasi ke saya–> khayalan tingkat tinggi, hehehe…), saya gunakan pendapatan tersebut untuk mengurangi pokok hutang
- Membuat prosedur pembayaran otomatis untuk pendapatan yang berasal dari online, misalnya untuk domain, hosting dan SSL certificate
- Mengutamakan pembayaran cash tanpa hutang. Baik itu hutang kartu kredit ataupun hutang uang
- Mereview pengeluaran, terutama yang berkaitan dengan kartu kredit. Baik itu pengeluaran produktif maupun konsumtif
Saya menetapkan 2 target. Target pertama, saya bisa mengurangi beban biaya pokok sebesar 50% paling lambat pada bulan Maret 2014 dan melunasi keseluruhan hutang kartu kredit paling lambat bulan Juni 2014. Apakah bisa? Saya yakin bisa. Apakah berat? Saya yakin beraaaaat sekali š . Tapi ya namanya mau recovery dan konsolidasi, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian . Tak masalah. No retreat No Surrender! š
Bagaimana dengan urusan bank lainnya seperti KPR? Ternyata tulisan soal kartu kredit ini sudah panjang sekali, saya juga hendak berangkat ke kantor klien jadi untuk rencana restrukturisasi KPR akan saya bahas pada tulisan berikutnya. Stay tune.
Semoga bermanfaat dan doakan agar saya bisa istiqomah, disiplin dalam menjalankan rencana diatas. Tetap semangat!
kebanyakan orang disiplin dalam mengelola uang masih salah kaprah dalam pemahaman menyisihkan dan menyisakan.
menyisihkan itu dilakukan ketika megang uang secara cash dan sudah dipilah sejak awal mana saja yang menjadi kewajiban untuk dibayarkan.
menyisakan itu sebaliknya, kewajiban dilunasi setelah semua uang terpakai untuk hal lain.
menyisihkan juga berlaku untuk melakukan hal-hal investasi yang bersifat rutin dilakukan secara berkala, misalnya setoran/top up reksadana setiap bulan.
jadi, disiplin keuangan itu perlu dimulai dari kebiasaan konsisten dan berkomitmen untuk mulai menyisihkan dan menyisakan.
kelupaan. Hutang itu termasuk kewajiban yang secepatnya harus dilunasi. apalagi hutang kartu kredit, jumlahnya akan selalu akumulatif karena dikenai bunga terus menerus setiap bulannya.
paling enak itu emang gak ada hutang, kalaupun harus ada hutang maka harus melalui perhitungan yang cermat bahwa itu bisa diselesaikan dalam waktu yg cukup.
saya misalnya, sampai dengan saat ini malah gak punya kartu kredit, tiap ada transaksi selalu pinjam kartu kredit kawan :). Keuntungannya, setiap transaksi saya bisa bayar sesuai jumlah yang tertera, kerugiannya, setiap transaksi harus pinjam punya kawan dulu.
kalo mentalnya udah kuat punya kartu kredit gpp juga sih, asal jangan sering-sering laper mata. hahahaha…
Kartu kredit jaman sekarang cukup bermanfaat jika dipakai dengan benar, misalnya buat transaksi online jadi lebih mudah dan promo” menarik yg di adakan penerbit kartu, masalah mulai timbul saat bayar tagihan dengan membayar minimum atau tidak full payment, usahakan selalu membayar full payment maka tidak akan kena bunga