Cerita Unik dan Menarik Seputar Linux : Pernak-Pernik Linus Torvalds Bagian 3
Artikel sebelumnya :
- Cerita Unik dan Menarik Seputar Linux : Pernak-Pernik Linus Torvalds Bagian 1
- Cerita Unik dan Menarik Seputar Linux : Pernak-Pernik Linus Torvalds Bagian 2
Sambil mengerjakan pekerjaan di Excellent, mari kita lanjutkan beberapa kisah unik dan menarik dari hacker fenomenal : Linus Torvalds sang pencipta Linux.
PELUPA
Kalau kita kerap lupa pada sesuatu, seperti saya misalnya yang suka kelupaan kunci motor/mobil atau kelupaan bawa dompet saat hendak makan malam dengan isteri 😛 , tidak usah khawatir. Bisa jadi itu ciri-ciri awal seorang hacker jenius seperti Linus. Coba dengar kata adiknya sendiri, Sara Torvalds :
There is talk about Linus’s poor memory and his inability to remember faces : “If you’re watching a movie with him and the hero changes his shirt from red to yellow, Linus will ask, “Who is this guy?”
Hehehe, repot banget ya kalau nonton sama Linus, jika aktornya banyak dengan nama peran yang aneh-aneh bisa-bisa kita kerepotan nonton dan lebih banyak jawab pertanyaan Linus 🙂
Oh ya, cerita diatas ada di buku “Just for Fun: The Story of an Accidental Revolutionary”
TIPE KEPEMIMPINAN
Apapun kata orang soal model kepemimpinan Linus, terbukti ia menjadi pemimpin yang efektif. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan Linux sejak dulu hingga sekarang, seperti kata Cliff Miller, an early Linux contributor, “He is a great leader, which he may not even realize.”
Lantas, apa sih model kepemimpinan Linus? Kita coba dengar kata dia sendiri :
I did learn fairly early that the best and most effective way to lead is by letting people do things because they want to do them, not because you want them to. The best leaders also know when they are wrong, and are capable of pulling themselves out. And the best leaders enable others to make decisions for them.
Maksudnya bagaimana, Linus memperjelasnya di kata-kata berikutnya :
Let me rephrase that. Much of Linux’s success can be attributed to my own personality flaws: 1) I’m lazy; and 2) I like to get credit for the work of others
Humble sekali kan. Linus bahkan merendah dengan mengatakan kalau ia suka dihargai atas dasar pekerjaan orang lain, padahal Linus sendiri tentunya punya kontribusi didalamnya.
KALUT SAAT PRESENTASI
Bagi kita yang menganggap Linus Torvalds sedemikian jenius sehingga tidak mungkin melakukan presentasi yang membuatnya sangat nervous mesti membaca kisah Linus saat mengisi sesi presentasi di acara COMDEX tahun 1999.
Saat itu Linus diminta mengisi acara presentasi di hari kedua, yaitu hari Senin. Pada hari pertama sudah tampil Bill Gates yang mendapat aplaus meriah untuk presentasinya mengenai Windows 2000 server dan workstation.
Sebagai persiapan, Linus menyiapkan materi presentasi di disket. Ia bahkan menyiapkan 3 buah disket sebagai jaga-jaga andaikata salah satu disket bermasalah. Linus juga mengupload slide presentasinya diinternet, tindakan preventif seandainya ketiga disket bermasalah. Linus juga menyiapkan komputer yang akan disiapkan untuk presentasi, sehingga katanya : “Everything looked really good”
Ternyata eh ternyata, saat Linus keesokan harinya datang ke lokasi, Linus terkena macet luar biasa sehingga baru tiba di lokasi, only a half hour before I was due to begin”. Linus datang bersama isterinya, Tove dan anak-anaknya, jadi bisa dibayangkan kerepotan Linus saat itu.
Saat akhirnya tiba di lokasi, Linus dan keluarganya ditolak masuk ke backstage, because one of the organizers has misplaced the security badges.
Akhirnya, setelah berdebat dengan pihak keamanan, Linus diperbolehkan masuk, then it happened :
I discovered that the computer itself, which had been so painstakingly set up two days earlier, was nowhere to be found. It was insane. Someone mentioned that people had started lining up for the speech downstairs more than four hours in advance, and that the waiting area was packed to capacity. Meanwhile, we were running around like hens without heads, searching backstage for the machine.
Duh, nggak kebayang gimana Linus seperti ayam dipotong kepalanya nyari-in komputer yang mestinya ia pergunakan untuk presentasi. Kalo saya jadi Linus bisa-bisa langsung melarikan diri, hehehe… Sepertinya ada kesalahpahaman dengan pihak organizer sehingga komputer yang mestinya digunakan oleh Linus untuk presentasi, was mislabeled or something, so it was shipped back.
Untunglah, Linus membawa laptop. Ia menggunakan laptopnya sebagai media presentasi, dan meski tampilan presentasi agak berantakan (karena font yang digunakan di komputer presentasi tidak ada di laptop Linus), presentasi berjalan dengan lancar dan sukses besar.
Kata Linus, That was not a speech that will go down in history among the great orations. Later, someone tried to cheer me up by informing me that Bill Gates, too, had been visibly nervous on the same stage the night before 🙂
Catatan : Foto-foto Linus di Comdex 1999 dari blog Stephen Adler.
NGGAK MAU MENGALAH
Linus tipikal hacker tulen yang tidak pantang berdebat secara teknis dan kata-katanya menunjukkan keagresifan yang dibungkus dengan kecerdasan. Sewaktu Santa Cruz Operation (SCO) melakukan somasi dan menuntut Linux atas hak paten dan hak cipta milik SCO-Unix yang katanya diambil oleh Linux (sebenarnya didonasikan oleh IBM, namun oleh SCO, IBM dianggap menyertakan source code yang merupakan hak paten dan copyright dari SCO), IBM, Novell dan Red Hat bergabung untuk melawannya.
Berikut adalah tanggapan Linus soal kasus ini :
So basically SCO’s arguments are just too wrong to even discuss rationally. SCO doesn’t own the copyright on the files they are talking about — the University of California at Berkeley does. But even if they did, the Linux files weren’t even copied in the first place. And even if they had been copied, no copyright notices would have been removed, since they didn’t exist in the original. There are literally several levels of SCO being wrong. And even if we were to live in that alternate universe where SCO would be right, they’d still be wrong.
Sumber : Linus Torvalds: SCO Is “Just Too Wrong”
Lihat baris terakhir yang saya tebalkan, SCO bisa geleng-geleng kepala mau adu argumen dengan Linus. Anyway, pengadilan kasus ini memutuskan bahwa SCO tidak punya hak terhadap source code yang ia permasalahkan. Justru Novell yang punya hak.
On August 10, 2007 a federal district court judge in SCO v. Novell ruled on summary judgment that Novell, not the SCO Group, is the rightful owner of the copyrights covering the Unix operating system. The court also ruled that “SCO is obligated to recognize Novell’s waiver of SCO’s claims against IBM and Sequent”. After the ruling Novell announced they have no interest in suing people over Unix and stated “We don’t believe there is Unix in Linux”
SOAL NAMA LINUX
Linus punya kalimat keren untuk menyikapi perbandingan antara Linux, OS2 dan BSD :
No. That’s it. The cool name, that is. We worked very hard on creating a name that would appeal to the majority of people, and it certainly paid off: thousands of people are using linux just to be able to say “OS/2? Hah. I’ve got Linux. What a cool name”. 386BSD made the mistake of putting a lot of numbers and weird abbreviations into the name, and is scaring away a lot of people just because it sounds too technical.
Hehehe, padahal waktu pertama kali Linux meluncur di tahun 1991, 386BSD merupakan salah satu sistem operasi yang digadang-gadang mampu melawan dominasi Microsoft 😉
LINUX CODING STYLE
Anda merasa sebagai seorang programmer handal yang sudah berpengalaman? Kata-kata Linus mungkin bisa bermanfaat :
If you need more than 3 levels of indentation, you’re screwed anyway, and should fix your program
Dan soal dokumentasi program yang kerapkali terlupakan :
You know you’re brilliant, but maybe you’d like to understand what you did 2 weeks from now.
Cukup memberikan inspirasi kan? Pernak-pernik Linus ini saya cukupkan sampai bagian 3, kecuali saya sudah selesai melakukan riset dan membuat summary soal kisah-kisah unik terkait Linus Torvalds lagi.
Semoga bermanfaat.
maksudnya 3 levels of indentation itu apa? dan kenapa linus tidak menyukainya? ya aq jg kadang suka coding seh jd pengen tau ajah. 😛
@Jacobian,
Detailnya ada disini :
http://www.kernel.org/doc/Documentation/CodingStyle
3 level indentation contohnya seperti ini :
if A then
if B then
if C then
…
endif
endif
endif
keren artikelnya pak, jadi lebih tau tentang linux 😀
sangat unik mas, jadi tau banyak tentang seluk beluk linux 🙂
oalah, saya baru tahu sekarang history dr founder linux
thanks, om
I dont know what saying on this article, but I love Linux ! 😀
linux memang keren ya gan, saya sendiri enakan pakai linux daripasda windows, mungkin karena sudah terbiasa kali ya
linux selalu ada di hati, saya penggemar linux
thanks for all
thank you
http://www.tokoobatsehat.com