Catatan Harian Pekan Lalu : II

Hari Kamis, 2 April 2015 pekan lalu, saya diminta datang menemui salah satu sosok yang saya hormati sebagai mentor bisnis. Saat ini kantornya ada di jalan Sungai Gerong, dekat jalan Sudirman Jakarta.

Sesuai dengan kebiasaan di team Excellent, saya melacak posisi itu dari Google Maps. Ada 2 opsi kesana jika hendak menggunakan kendaraan umum, yaitu menggunakan APTB dan via KA.

Karena saya sering masyuk angin jika naik APTB (AC-nya dingin dan jalannya kerap kena macet), saya memilih pilihan kedua, hitung-hitung sebagai reward saya kepada salah satu klien Excellent grin emoticon

Karena posisi kantor ada di jalan Sungai Gerong samping UOB Plaza, berarti saya naik KA Commuter Line (CL) dari stasiun Bekasi, transit di stasiun Manggarai kemudian beralih ke jalur 5 untuk naik KA menuju stasiun Tanah Abang. Saya turun di stasiun Sudirman, kemudian memilih naik tangga dan keluar dari area stasiun.

jkt1

Saya check via visual, Plaza UOB berjarak sekitar 1 KM dari stasiun Sudirman. Hitung-hitung olah raga, saya memutuskan berjalan kaki, meski tukang ojek membujuk-bujuk saya dengan penuh semangat grin emoticon

Saya berjalan kaki kearah kanan, kemudian naik jembatan penyeberangan didepan UOB Plaza, bergeser ke kiri melewati jalan Kotabumi dan tepat disampingnya adalah jalan Sungai Gerong.

Meski hanya 1 KM, saya cukup ngos-ngosan sampai di kantor tujuan. Saya sempat berpikir, “Ah, nanti pulangnya naik ojek saja daripada pingsan, hehehe…”

2-3 jam ngobrol baik soal wirausaha, startup bisnis, teknis LTSP server dan mekanisme Thin Client, saya berpamitan pulang. Saat pulang, badan saya sudah cukup segar, jadi saya memutuskan berjalan kaki kembali.

jkt2

Dari stasiun Sudirman, saya naik kereta CL jurusan Bogor transit di stasiun Manggarai dan dari stasiun Manggarai saya naik KA CL ke Bekasi. Dari Bekasi, saya mengambil Jupiter MX saya ditempat penitipan dan kemudian pulang ke home sweet home markas Excellent DJ.

Meski besoknya saya harus beristirahat karena badan kurang fit, rasanya banyak berjalan kaki bisa menjadi bagian dari olah raga singkat. Yang penting penampilan tetap rapi dan terjaga, jadi andaikan datang ke klien berjalan kaki, rambut tetap keren, penampilan tetap wangi dan diskusi maupun presentasi berjalan dengan lancar.

Dulu saat awal mula berwirausaha, saya sempat berpikir gengsi jalan kaki ataupun naik angkutan umum : “Lha kalau konsultan IT jalan kaki kayaknya nggak level banget deh, reputasi bisa tercemar” smile emoticon. Ya iyalah tercemar kalau gara-gara jalan kaki atau naik angkutan umum kita telatnya kebangetan dan penampilan jadi kusut marusut.

Saya jadi ingat pengalaman eksekutif Lenovo yang naik angkutan umum untuk berhemat namun menyiasatinya dengan naik taksi setelah dekat tujuan, agar upaya penghematan tetap terjaga namun disisi lain penampilan tetap oke. Kisah ini saya baca di buku ” The Lenovo Affair : The Growth of China’s Computer Giant and Its Takeover of IBM-PC”

Saya pernah pulang jalan kaki berdua dengan adik saya saat berkunjung sebagai konsultan di salah satu klien di daerah Bogor. Kami datang didrop oleh mamanya Zeze Vavai namun tidak dijemput karena tidak tahu jam berapa pulangnya. Saat itu sudah lewat maghrib, hujan gerimis pula. Sambil berjalan dibawah naungan daun-daun dan serangga malam 😉, saya bilang sama adik saya : “Gini nih kalau jadi konsultan tanpa modal. Penghasilan bisa jadi jutawan tapi pulang jalan kaki, kehujanan pula, hehehe…”

Apakah saya malu atau menyesali hal seperti itu? Anehnya (atau mungkin ajaibnya?), saya tidak malu maupun menyesalinya. Bukan karena saya pura-pura nggak tahu malu, melainkan karena saya menjalani wirausaha dengan rasa senang dan menjadikannya sebagai petualangan. Kalau jalan kaki tengah malam disaat hujan bisa dianggap selingan, anggaplah itu intermezzo yang menyenangkan sebagaimana halnya berhujan-hujan saat masa lalu, saat saya masih kanak-kanak sebagaimana Zeze Vavai saat ini.

Saya selalu ingat, saat saya memutuskan untuk berwirausaha, jalan yang akan saya lalui mungkin tidak selalu lurus dan mudah, jadi saya berusaha menjalaninya sebaik-baik yang bisa saya usahakan.

Jalannya berkelok dan mendaki
Siapa menanti tak pernah kutahu
Sunyiku pun kekal: menjajah diri
Dan angin pun gelisah menderu

Ah, ingin aku istirahat dari mimpi
Namun selalu kudengar ia menyeru
Tentang jejak di tanah berdebu
Diam-diam aku pun berangkat pergi

You may also like

1 Comment

  1. keren blog ama tulisannya, jadi minat buat menjelajah setiap tulisan agan 😀
    saya sbgi mahasiswa IT menjadi termotivasi 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.