Buni, Jamblang & Kesa : Buah yang Sukar Dicari ;-)
Salah satu hal yang menyenangkan jika saya datang ke rumah orang tua saya di Tambun (salah satu kecamatan di kabupaten Bekasi) adalah adanya penjual buah yang jarang ada ditempat lain.
Atas alasan keamanan, saya biasanya membawa si Jupiter MX melintasi jalur yang relatif sepi, tidak melalui jalan raya utama. Jalur utama dari Bekasi ke Tambun adalah melintasi jalur Ir H Juanda (Terminal Bekasi-Bulak Kapal) dan jalur Sultan Hasanuddin (Bulak Kapal-Pasar Tambun). Saya lebih memilih jalur belakang via Perumnas III-Indoporlen-Perum Papan Mas baru berbelok ke kiri menuju rumah orang tua saya di Desa Sumber Jaya-Tambun. Jalur ini relatif lebih nyaman karena mobil dan motor yang berlalu lalang relatifΒ lebih sedikit dan tidak ada bus besar maupun truk yang melintasinya.
Antara jalur Perumnas III dengan Perumahan Papan Mas ada jalur Indoporlen (Indoporlen adalah nama salah satu perusahaan yang menjadi trademark wilayah tersebut) yang jalannya cukup rindang dan suasananya sejuk. Ada beberapa penjual buah yang berjualan di pinggir jalan, salah satu kelompok penjual buah tersebut berjualan di depan Pusdiklat Dewan Dakwah. Yang istimewa dari penjual buah ini adalah jenis buahnya. Sebagian besar adalah buah-buah lokal, yang sering saya makan saat masih di Tambun dulu namun sekarang sukar dicari.
Buah-buah ini tidak pernah saya temukan di swalayan. Beberapa diantaranya adalah :
- Buah Buni. Buah ini mirip buah salam, dikenal juga sebagai buah Wuni dan Huni. Kalau sudah masak warnanya hitam dan manis, namun kalau masih merah, apalagi hijau, rasanya asam luar biasa. Biasanya dijadikan salah satu bahan pelengkap rujak. Sekarang pohonnya sudah jarang ditemukan
- Buah Jamblang. Buah ini mirip anggur hitam, namun lebih lonjong. Ukurannya relatif sama dengan anggur. Rasanya manis namun kalau kulit buahnya tipis, rasanya sepat. Dulu, jika ngidam anggur tapi tidak kesampaian karena harganya mahal, jamblang menjadi pengganti karena harganya lebih murah, hehehe…
- Buah Kesa. Makan buah ini serasa makan tepung manis. Makan satu saja mulut rasanya dipenuhi tepung π . Bertahun-tahun saya makan buah kesa dan minum sirup Tjampolay tanpa tahu bahwa buah Kesa dikenal di daerah lain dengan nama Tjampolay π
- Buah Mede alias Jambu Monyet. Buah ini relatif masih mudah ditemukan. Di kampung saya di Tambun, buah ini biasanya ditanam didekat kuburan, jadi dulu ngeri juga mau makan buah ini. Jangankan mau makan, metik buahnya saja rasanya seram sekali π
Selain buah diatas, ada juga buah yang umum dijual, seperti sawo, nangka dan rambutan. Istimewanya, buah ini dipetik langsung dari pohon-pohon yang ada disekitar tempat mereka berjualan. Lokasi berjualannyapun relatif sederhana, hanya berupa meja panjang dibawah pohon, dengan naungan terpal.
Saya pernah punya pengalaman lucu sewaktu beli buah disini. Bertahun-tahun sebelum saya bekerja dibidang IT, saya punya profesi sebagai penjual dan pembeli rambutan. Semenjak SD, saya memetik rambutan untuk kemudian dijual kembali. Akibatnya, saya bisa dibilang hapal luar kepala jenis-jenis rambutan hanya melihat bentuk luarnya saja.
Saat saya membeli rambutan di lokasi tersebut, saya ditunjukkan sekelompok rambutan berambut gondrong yang mereka jual dengan harga mahal dengan alasan, “Ini Cipelat (nama jenis rambutan, equivalent dengan Rambutan Rapiah/Aceh) pak, makanya mahal”. Saya mau ketawa geli campur kasihan mendengar ia mencoba menipu veteran penjual rambutan :-P. Lha rambutannya aza gondrong, nggak ada pelat-pelatnya, malah segala ngaku rambutan mahal π
Saya punya rencana menanam beberapa pohon tersebut di lokasi bakal Pusdiklat, supaya Zeze Vavai dan Vivian masih mengenal pohon-pohon yang buahnya nggak ada di swalayan tersebut.
Kalo saya mampir ke Bekasi, minta disuguhin buni dan jamblang aja mas.. π
Sudah lama bgt gk makan buah itu… hiks.. π
kalo di jatim, buah jamblang = juwet/duwet…:)
kasian ya, tipu menipu sudah mendarah daging sampai ke rakyat kecil untuk sekedar makan =(
kalo jamblang sama gohok sama ga’..???
dulu kayaknya pernah makan jamblang tapi waktu kecil dulu. jadi rasanya sudah lupa. jadi kepingin makan lagi kalau ada yang ngasi. hehe
Dulu jualan Rambutan Nyonyah juga gak ??
Kl masih nemu di jaman skrg… hebat dah…. beli se-ikat gan.. π
low jamblang dpn rmh sy msh ad tuh mas π
n buni d t4 sy t huni. n biasanya ada d tukang lotek/karedok sekarang memang sudah gak saya lihat lagi
inget cerita kemaren2 deh. ada temen tanya2 ama saya sebuah biji buah kecil, rupa biji tersebut seperti biji kurma. kata dia suruh tebak biji. dan saya gak tau. langsung aja dikasih bahwa itu biji buah jamblang. karena saya kurang gaul…yang namanya buah jamblang aku anggap asing. jadi gak tau aja. ehhh sekarang tau gambar buah jamblang ternyat juwet/duwet…hahaha
kalo buah buni waktu umuran 15 tahun yang lalu masih sering makan. tapi sekarang nggak lagi. masih ada kata temen tapi adanya digunung2 gitu.
Kalo jamblang masih ada yg jual Om, di glodok , di pasar pecinan-nya…
Artikel yang menarik, masih ada yg jual sawo ya Mas? Wah jadi pengin berburu buah2 langka ke sana. Salam sejahtera.
Jamblang / duwet / juwet, ada juga yang warna buahnya putih, ini lebih langka lagi dan rasanya manis
mas..sekarang klo mau cari buah buni dimana ya? urgent nih! thx
kalo jamblang/juwet biasa masih ada yg nanam…kalo Juwet menir yg kecil2 kaya merica ada ga y ?
coba diswalayan atau pasar radisional ada ya,,, heeemmm
Rasa buah kesa itu menurut saya seperti ubi jalar kuning yg manis direbus.Kalau di Medan dulu sekali saja pernah ada yg jual di pasar central jalan bintang belakang Mall Medan waktu pagi2 buta..
sukses usaha nya om
Buah mede masih ad mas
Law ad saya psan mas
Klo sekarang masih ad g ya yang jual buah huni di daerah tambun? istri saya lagi ngidam buah buni
Mau buah buninya. Saya lg ngidam. Mau dunk diksh tau ada didaerah mana π
Mas aku sekarang lagi ngidam nih buah buni masih ada g ya?
Kalau di medan, dimana bisa ditemukan pohon buni ya?
Bener bangettttt…hari ini saya ke tambun dan beli buah Buni…seumur2 baru kali ini makan buah itu…dan sangat setuju pedagang itu jual buah yang aneh2…kalo saya ke Tambun saya akan lirik jual apa lagi tu pedagang…hahahha