Belajar Menabung Saham
Sejak pertama kali Excellent beranjak dari sekedar hobi dan kemudian naik sedikit menjadi usaha ramen-profitable (pendapatan hanya bisa untuk menanggung biaya makan indomie/ramen 😀 setiap hari), langkah pertama adalah mendorong agar team Excellent menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan.
Urusan tabungan adalah urusan pribadi mereka. Saya menyadari hal itu. Meski demikian, saya juga menyadari efek lainnya. Jika mereka mengalami kendala keuangan, efeknya akan terasa juga pada kualitas layanan Excellent. Itu sebabnya, langkah pertama yang saya dorong adalah agar mereka berupaya memenuhi kebutuhan hidup pribadi/keluarga sambil berusaha menyisihkan pendapatan untuk ditabung, berapapun nilainya.
Untuk mendorong upaya ini, kami membuat sesi-sesi finansial literasi, pengenalan reksadana dan beberapa contoh model investasi lainnya. Ini berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu, sehingga semua staff Excellent mulai dari yang senior hingga junior sudah cukup familiar dengan pilihan investasi yang ada.
Saat acara olah raga bersama dan berkumpul di markas taman bacaan Excellent bulan lalu, saya menyampaikan hadiah menarik bagi seluruh team yang hadir. Saya tidak memberikan opsi lembur untuk kehadiran mereka sebagaimana biasanya, melainkan memberikan insentif berupa modal sebesar Rp. 500 ribu per staff untuk digunakan sebagai modal investasi saham. Karena mereka semua sudah memiliki account di sekuritas (karena sudah investasi reksadana sebelumnya), mereka bisa dengan mudah memulai investasi saham.
Mereka bisa menggunakan dana yang diberikan itu sebagai modal awal. Memang nilainya tidak besar karena point utama adalah sebagai bahan pembelajaran. Kalaupun sampai rugi, itu uang yang diberikan oleh Excellent, jadi bukan kerugian personal. Baik rugi maupun untung, uang itu sudah menjadi hak milik mereka.
Mereka bisa memilih emiten saham yang diinginkan. Silakan analisa sendiri, tebak sendiri, cari tahu sendiri. Belajar memilih emiten saham yang dianggap bagus, dengan metode apapun yang diinginkan.
Sebagai penyemangat, Excellent memberikan tambahan tantangan menarik. Progress investasi saham tersebut akan dimonitor selama 1 bulan. Setelah satu bulan, nanti akan direview siapa yang mendapat profit tertinggi. Dipilih 3 staff dengan profit tertinggi dan masing-masing mendapat bonus sebesar 500 ribu, 300 ribu dan 200 ribu rupiah.
Apakah hal ini tidak mengganggu pekerjaan karena lain jurusan dengan kompetensi bisnis Excellent? Nggak lah. Harapan saya demikian. Karena ini selingan dan sambilan saja. Iseng-iseng berhadiah, Analisa dan review juga dilakukan diluar jam kerja. Tujuan utamanya adalah agar mereka para team Excellent memiliki horison cara pandang yang lebih jauh. Agar bisa mempersiapkan masa depan mereka lebih baik lagi.
Juara pertama untuk bulan Maret 2019 adalah Rizky Pratama dengan profit sekitar 14% dengan pilihan saham CTRA. Juara kedua adalah Ahmad Imanudin dengan pilihan saham yang sama dan profit yang hampir sama. Juara ketiga adalah mas Arif Rahman dengan profit sekitar 8-9%. Mas Arif memilih saham Samindo Resources (MYOH). Rekan-rekan yang lain bervariasi pilihan sahamnya, ada yang investasinya minus dan ada juga yang naik beberapa persen. Tidak apa-apa, saat pengumuman jadi bahan candaan menarik 🙂
Yang menarik lagi adalah kenyataan beberapa staff yang memilih saham-saham perusahaan yang menjadi klien Excellent. Jika klien Excellent tersebut administrasinya rapi, tidak pernah telat membayar invoice (hehehe…) dan staffnya cincai komunikasinya nyaman dan menyenangkan, logikanya perusahaan klien tersebut memiliki kualitas yang cukup baik dan itu bisa menjadi pilihan pembelian saham. Meski tidak 100% benar, minimal ada latar belakang pemilihan saham, bukan sekedar hitung kancing baju tebak-tebak buah manggis.
Sederhana saja kan, kalau para karyawan dan staffnya seneng dan hidupnya ceria, logikanya perusahaan tersebut cukup baik untuk dijadikan partner karena memberikan kenyamanan yang cukup memadai bagi para pekerjanya. Kalau karyawan dan staffnya pada judes, gimana kita mau mencoba menjadi partner. Hal yang sama berlaku pada Excellent. Kalau staffnya judes dan ngeselin, kemungkinan kesalahan terbesarnya ada pada Excellent dan pada saya karena kurang memperhatikan hal tersebut.