Banyak Usulan, Siapa yang Menjalankannya?
Akhir pekan kemarin saya membaca usulan dari member milis Excellent Infotama Kreasindo yang sebagian besar merupakan alumni training di Excellent. Isinya adalah agar semua artikel, tutorial dan solusi yang sudah dipublish via milis dapat juga dibuatkan forum dan wikinya. Pencarian artikel tertentu melalui milis dianggap kurang nyaman dibandingkan melihatnya melalui forum atau wiki.
Ada juga usulan yang mampir di milis Zimbra Indonesia, bagaimana jika diadakan kopdar (kopi darat) sebagai pertemuan untuk mengulas beberapa topik terkait Zimbra. Ada yang merespon, usulan ini baik sekali dan bisa dipadukan dengan acara buka puasa bersama. Ada tambahan usulan untuk mengundang pembicara tertentu atau meminta kesediaan VMWare untuk memberikan semacam sponsorship. Usulan semakin ramai dan komplit dengan tambahan lainnya, antara lain mengenai lokasi yang ingin dijadikan tempat pertemuan. Apa hasil akhirnya? Diskusi yang cukup ramai ini berhenti pada tahap usulan karena tidak ada satu orangpun yang bersedia menjadi pelaksananya…
Dalam kesempatan lain, saya membaca beberapa komentar di blog ini, ada usulan bagaimana jika kami mengulas suatu topik tertentu atau mengapa tidak menggunakan aplikasi lain selain yang sudah kami tuliskan.
Semua usulan diatas baik dan bagus jika diimplementasikan. Masalahnya, kita kerap berhenti pada tahap usulan dan tidak berlanjut pada proses eksekusinya. Saya pribadi tentu menyambut baik usulan tersebut, namun sedikit banyak usulan seperti itu membutuhkan effort dan saya khawatir saya tidak memiliki cukup effort untuk melaksanakannya. Banyak usulan tapi tidak ada yang melaksanakan tentu hanya akan membuat hasil yang diharapkan tidak bisa diwujudkan.
Saya bisa memahami bahwa orang tentu bisa ilfil jika tiap kali memberikan usulan selalu ditodong dengan pertanyaan soal kesiapan melaksanakan usulannya. Kalau seperti itu, bisa-bisa tidak ada yang bersedia memberikan usulan apapun. Masih lumayan lho mau memberikan usulan, daripada setiap saat mengeluh terus, hehehe…
Meski demikian, sudah selayaknya jika kita mau beranjak dari sekedar pemberi usulan menjadi eksekutor. Tidak apa-apa memiliki sedikit tambahan tanggung jawab karena itu bisa mendidik jiwa kepemimpinan dan organisasi kita. Jika kita ingin meningkatkan posisi, jiwa kepemimpinan yang terasah ini sangat berguna sebagai bekal memimpin anak buah atau mengorganisasikan suatu kegiatan.
Pernah ada teman yang bilang, “Apa bedanya Jepang sama Indonesia? kenapa Jepang bisa maju sedangkan Indonesia kurang maju padahal secara kualitas, orang Indonesia tidak kalah pinter dibandingkan orang Jepang?”
Ternyata masalahnya adalah pada eksekusi usulan. Banyak orang Indonesia yang senang melempar usulan namun tidak ditindaklanjuti sehingga hasilnya tidak konkret. Beda halnya dengan orang Jepang yang terbiasa melaksanakan apa-apa yang sudah diusulkan.
Pandangan diatas tentu bisa kita ambil hikmahnya, bukan sekedar stereotipe bahwa orang Indonesia selalu kalah dibandingkan orang lain. Bukan, maksudnya bukan itu. Ambil sisi positif sesuai dengan judul tulisan ini bahwa kita sebaiknya beranjak dari sekedar pemberi usulan menjadi pelaksana usulan.
Jangan khawatir jika ternyata hasil pelaksanaan kita belum sesuai harapan. Hasil tersebut-sejelek apapun-akan memberikan manfaat bagi kita dalam mengembangkan kualitas diri.
Betul, Mas.. Ini justru sebuah sindiran buat saya dan yang lain juga 🙂