Tadi malam saya menerima beberapa email komentar yang tertahan moderasi untuk artikel lawas saya : “Juru Kunci Gunung dan Absurdnya Kondisi Sosial Indonesia”. Artikel tersebut saya tulis 3 tahun yang lalu dan kemungkinan besar masuk kembali ke peredaran karena banyak yang mencari dengan kata kunci “Mbah Maridjan” atau “Gunung Merapi”.
Saat membaca ulang tulisan tersebut, saya baru menyadari bahwa saat tahun-tahun tersebut saya masih leluasa menulis secara lepas, tanpa didikte oleh rasa sungkan. Artinya, saya menulis apa adanya apa yang terlintas dipikiran, soal orang lain setuju atau tidak itu urusan berikutnya yang saya harapkan bisa memperkaya khazanah pengetahuan.
Diluar rasa simpati bagi para korban bencana alam baik di Mentawai maupun Merapi, saya membaca nada sinisme pada beberapa media yang membandingkan penanganan bencana di Merapi dibandingkan dengan Mentawai. Penanganan bencana di di Mentawai yang memakan korban jauh lebih besar kalah gegap gempita dibandingkan dengan penanganan di Merapi, demikian tulis KOMPAS dalam “Tsunami sunyi di Mentawai”.
Tulisan KOMPAS tersebut cukup penting untuk mengingatkan pemerintah mengenai perlunya pengiriman bantuan secara segera ke Mentawai, namun bagi saya pribadi, KOMPAS seharusnya bisa berbuat lebih dengan secara langsung memberitakan bencana di Mentawai di medianya sendiri. Cara ini dapat memberikan pressure pada pemerintah untuk secara responsif menangani bencana di wilayah Indonesia yang relatif masih sulit terjangkau.
Tidak usah ada dikotomi soal daerah dan pusat karena keduanya sama-sama Indonesia. Saya jadi tertawa miris saat membaca komentar yang menyatakan bahwa bencana Merapi jadi ramai dimedia karena Mbah Maridjan ditemukan meninggal dalam kondisi bersujud. Rasanya kurang arif dan kurang apik jika kita menjadikan orang yang meninggal dunia sebagai bagian dari polemik (maaf jika kalimat saya ini bertabrakan dengan link artikel yang saya tuliskan diatas).
Bencana, dimanapun tempatnya dan siapapun korbannya sebaiknya menjadikan kita lebih menghargai kehidupan.
#PrayforIndonesia.
Catatan : Ilustrasi gambar dari sini, gambar lain yang menggugah dapat dilihat disini.
2 Comments
kalau ada banyak bencana begini memang konsentrasi nya bisa berbeda.jd ya bisa di maklumi lah. 🙂
Saya turut berduka..
Jgn lupa berkunjung ke blog ku ya 🙂